Sebuah momen penuh canda namun sarat makna terjadi dalam kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Kabupaten Mappi, Papua Selatan. Dalam dialog dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan sejumlah kepala daerah, Prabowo melontarkan candaan yang disambut tawa hangat. "Nasib kau baik karena menteri ESDM, kalau menteri yang lain, parah juga kelihatannya," ujar Prabowo, menanggapi pernyataan Bahlil soal pembangunan listrik di Mappi. Candaan tersebut, meskipun ringan, menyoroti pentingnya peran kementerian terkait dalam mempercepat pemerataan infrastruktur di wilayah timur Indonesia.
Dialog hangat itu terjadi saat Bupati Mappi, Kristosimus Agawemu, menyampaikan laporan mengenai kondisi kelistrikan di daerahnya. Dari total sekitar 162 kampung, 67 kampung di antaranya masih belum teraliri listrik. Ia menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat atas perhatian yang telah diberikan, namun tetap berharap agar pemerataan akses energi bisa terus ditingkatkan, khususnya bagi wilayah-wilayah pedalaman dan terpencil yang selama ini belum tersentuh pembangunan maksimal.
Pernyataan Kristosimus seolah menjadi pengingat bahwa meskipun pembangunan di Papua terus bergerak, masih banyak desa dan kampung yang berada dalam kegelapan—secara harfiah dan simbolik. Dalam konteks inilah, respons Prabowo dan Bahlil yang dibumbui humor menjadi sangat relevan. Mereka tidak hanya menunjukkan kedekatan personal dalam kerja pemerintahan, tetapi juga memberikan sinyal bahwa isu kelistrikan ini menjadi perhatian serius di tingkat pusat.
Bahlil Lahadalia sendiri merupakan putra asli Papua yang selama ini dikenal vokal dalam memperjuangkan pembangunan di wilayah timurnya. Candaan yang terlontar dari Prabowo juga mencerminkan kedekatan keduanya serta semangat kolektif untuk menyelesaikan persoalan yang mengakar, terutama dalam bidang infrastruktur dasar. Dalam diskusi tersebut, Bahlil menekankan bahwa listrik adalah elemen vital dalam membuka akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Presiden Jokowi memang telah menggarisbawahi pentingnya pemerataan pembangunan hingga ke pelosok Papua. Kehadiran menteri-menteri kabinet di wilayah seperti Mappi bukan hanya kunjungan seremonial, melainkan bentuk nyata komitmen negara terhadap pemerataan pembangunan. Namun, tentu dibutuhkan kerja lintas sektor dan sinergi antar kementerian agar pembangunan infrastruktur tidak hanya berhenti pada janji.
Kondisi geografis Papua yang menantang, ditambah dengan keterbatasan logistik dan sumber daya lokal, kerap menjadi hambatan utama. Namun dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya perhatian pusat, harapan tetap menyala bahwa daerah-daerah terpencil seperti Mappi bisa segera menikmati aliran listrik seperti daerah lainnya di Indonesia. Prabowo pun menegaskan bahwa sektor pertahanan pun tidak bisa dilepaskan dari pembangunan infrastruktur, karena kesejahteraan rakyat adalah bagian dari kekuatan nasional.
Momen candaan di tengah pembicaraan serius itu menjadi penyejuk suasana, namun juga menunjukkan betapa kompleks dan pentingnya kerja bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Bukan hanya tentang siapa menjadi menteri apa, tetapi tentang siapa yang benar-benar peduli dan bertindak nyata. Sebab bagi warga di kampung-kampung yang masih gelap, harapan mereka tak ada pada humor, melainkan pada sambungan listrik yang nyata.