Jemaah Haji RI Tiba di Makkah, Haru dan Doa Sambut Mereka

Rombongan pertama jemaah haji asal Indonesia mulai tiba di Kota Suci Makkah, Arab Saudi, disambut dengan penuh haru dan suka cita. Iringan selawat, lantunan doa, hingga bunga mawar menjadi bentuk sambutan yang menggetarkan hati bagi para tamu Allah. Wajah-wajah lelah yang baru menempuh perjalanan panjang tampak berseri-seri ketika menginjakkan kaki di tanah suci. Banyak yang tak kuasa menahan air mata, termasuk Sidik Permana (60), salah satu jemaah yang mengungkapkan rasa syukur dan harapannya agar seluruh jemaah menjadi haji yang mabrur.

Sidik, yang telah menanti selama bertahun-tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memfasilitasi perjalanannya. “Senang sekali. Terima kasih. Semoga sehat dan menjadi mabrur,” ucapnya sambil mengusap air mata. Keharuan itu juga dirasakan Fatonah, jemaah asal Indonesia yang akhirnya bisa berangkat setelah penantian panjang sejak 2013. “Alhamdulillah lancar. Saya daftar tahun 2013, harusnya nunggu 10 tahun, tapi karena pandemi COVID-19, tertunda. Baru tahun ini ada rezeki berangkat,” katanya.

Kedatangan para jemaah disambut oleh petugas haji Indonesia di Makkah, yang sudah bersiap sejak dini hari. Mereka tidak hanya membantu proses administrasi dan penginapan, tapi juga memberikan pendampingan spiritual dan emosional. Suasana penyambutan yang hangat dan penuh semangat ini menjadi penyegar jiwa bagi para jemaah, yang akan memulai rangkaian ibadah haji yang panjang dan penuh tantangan. Petugas pun mengatur alur kedatangan agar tetap tertib dan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Dalam keterangan resmi, pihak Kementerian Agama RI menyampaikan bahwa proses keberangkatan jemaah dari Tanah Air hingga kedatangan di Makkah berjalan lancar dan aman. Pemerintah juga memastikan bahwa akomodasi, transportasi, serta konsumsi para jemaah sudah disiapkan dengan baik di Arab Saudi. Semua layanan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan haji agar para jemaah dapat fokus beribadah tanpa terbebani urusan teknis yang rumit.

Keberangkatan tahun ini terasa istimewa setelah dua tahun sebelumnya banyak jemaah yang tertunda keberangkatannya akibat pandemi. Banyak dari mereka yang sudah lanjut usia dan hampir kehilangan harapan untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Oleh sebab itu, tibanya jemaah di Makkah tidak hanya menjadi peristiwa fisik, melainkan juga spiritual—sebuah penantian panjang yang kini berbuah manis dalam bentuk perjalanan suci yang ditunggu sepanjang hidup.

Antusiasme jemaah juga terlihat dari cara mereka menyambut setiap tahapan perjalanan. Sejak di Bandara, saat transit, hingga tiba di Makkah, semangat untuk beribadah tidak pernah surut. Beberapa jemaah bahkan terlihat membawa catatan doa, foto keluarga, dan benda-benda kecil penuh makna yang akan mereka doakan di Tanah Suci. Mereka sadar bahwa perjalanan ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga membawa harapan dan doa dari orang-orang tercinta di rumah.

Sementara itu, para pendamping haji menekankan pentingnya menjaga stamina fisik dan mental selama berada di Makkah. Dengan suhu yang tinggi dan aktivitas ibadah yang padat, para jemaah diimbau untuk mengatur waktu istirahat dan konsumsi air dengan cukup. Petugas kesehatan pun terus siaga di hotel dan tempat ibadah untuk memberikan pertolongan cepat jika diperlukan. Semua upaya ini ditujukan agar ibadah para jemaah berjalan khusyuk, aman, dan lancar hingga akhir musim haji.

Kedatangan jemaah haji Indonesia di Makkah menjadi awal dari sebuah rangkaian perjalanan spiritual yang mendalam. Di tengah gemuruh kota suci dan lautan manusia dari berbagai penjuru dunia, para jemaah akan menapaki jejak Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW dalam ibadah yang menguji keikhlasan dan keteguhan hati. Harapan terbesar mereka sederhana—semoga menjadi haji yang mabrur, pulang dengan hati yang lebih bersih, dan hidup yang lebih bermakna.